29 Sep 2007

Consumer Consequences: Edu-vironment Games


The environment awareness could be learned from many kinds of medias. And some kinds of them were the interactive games.

One of the interactive games we could find was “Consumer Consequences" Game produced by The American Public Media.

This game would show us how could be our consuming life style influences the other people’s life.

We would play this consumer game as same as what we were doing on our real life. And we could observe from that, how the earth could take it and kept all 6,6 billion of human being stayed alive by our consumer life style.

Let's learn from this constructive environmental game.











Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



EarthRights International: Stop Violence in Burma

Photo copyright REUTERS


EarthRights International have created a petition to urge Chevron Corporation to use its influence to help stop the violence in Burma.

Learn more about EarthRights International's views



A group of Burmese Activist Stage A Protest Demonstration Against India Government's Ignorance over Current Development in Burma Democracy Movement.

It is time to support Burma Democracy Movement. No more chance for Barbaric Military Regime.

Tell Chevron To Use Its Influence To Stop the Violence in Burma. SIGN EARTHRIGHT INTERNATIONAL's PETITION







Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



26 Sep 2007

Angka Merah Raport Industri Indonesia



Kantor berita Antara, baru saja merilis sebuah laporan tentang hasil survey Asian Corporate Governance Association (Asosiasi Pengelola Perusahaan Asia), sebuah asosiasi yang berpusat di Singapura.

Hasil survey asosiasi yang beranggota 582 perusahaan di Asia ini menyebutkan bahwa secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan di Asia mendapatkan nilai buruk untuk survey kesadaran mengenai "lingkungan yang bersih dan hijau".

Bagaimana perusahaan atau industri di Indonesia?

"Perusahaan Indonesia mendapatkan nilai rendah dalam hal kesadaran lingkungan dibandingkan dengan beberapa perusahaan yang ada di Asia." [Sumber]


Mmm... Laporan ini tentu tidak mengejutkan bukan?





 Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



25 Sep 2007

International Wildbird Photographer Awards 2007


Info singkat yang mungkin menyenangkan bagi anda yang menyukai fotografi alam bebas. Ajang "International Wildbird Photographer Awards 2007" sudah digelar dan berlangsung hingga tanggal 31 Oktober 2007.










Ajang ini terbagi dalam beberapa kategori (Categories), yakni:


  • BIRDS IN BRITAIN
  • BIRDS OF THE WORLD
  • BIRDS IN FLIGHT
  • BIRD BEHAVIOUR
  • BIRDS IN THE LANDSCAPE
  • BEST AMATEUR
  • BEST DIGISCOPED IMAGE
  • BEST PORTFOLIO

Informasi lebih lanjut dapat di baca di
http://www.photocom petitions. com/2007/ international- wildbird- photographer- awards-2007/





Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



19 Sep 2007

Ibu-Ibu Kembali Ke Biofuel




Harian Kompas, Senin (17 September 2007) silam, menurunkan berita salah satu kiat para ibu di Tanggerang dalam menyiasati kenaikan harga bahan pokok. Salah satunya adalah pada substitusi bahan bakar. Kelangkaan dan tingginya harga bahan bakar yang selama ini mereka pakai --minyak tanah--, membuat mereka berpaling ke jenis bahan bakar lain.

Di tengah suara-suara dari congor para pemimpin dan kaum penggiat lingkungan yang menyerukan "gunakan biofuel!", para ibu di Tanggerang menjatuhkan hatinya pada gerakan "kembali ke kayu bakar". Bukankah kayu bakar yang dalam sebutan kerennya dapat disebut "biomassa" adalah jenis bahan bakar nabati (biofuel)?

Selain itu, tentu bahan bakar --yang tak pernah dikenai subsidi pemerintah-- ini, harganya jelas lebih murah. Kompas menyebutkan salah seorang ibu hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 20.000,- untuk membeli segerobak kayu bakar. Disebut pula, sang ibu masih membeli 2 liter minyak tanah yang digunakan sebagai penyulut api.

Entah dari mana kayu-kayu bakar itu didatangkan. Bisa saja dari sisa proyek-proyek konstruksi. Kalau begitu, sudah betul pilihan para ibu Tanggerang. Pertama memilih biofuel, kedua menerapkan konsep daur-ulang. :-D

 Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



17 Sep 2007

Biofuel: Kata Yang Kena Telikung




Sebagai benda, bahan bakar (fuel) dapat dipakai untuk membangkitkan panas. Sebagai kata, ia juga mampu melahirkan perdebatan panas.

Krisis bahan bakar minyak (BBM) yang mendera dunia, menimbulkan kenaikan harga sekaligus kelangkaan barang ini di mana-mana. Apalagi di Indonesia. Di negara yang kekayaan minyaknya sudah disembahkan pada perusahaan-perusahaan minyak asing.

Sederhananya, kondisi krisis selalu memicu manusia untuk berpikir lebih keras, lebih kreatif, lebih maju, dan lebih cepat. Krisis akhirnya berujung solusi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap "bahan bakar fosil" (minyak bumi, gas alam, dan batubara), semua berseru satu kata; Energi terbarukan!


Energi terbarukan (renewable energy) tersedia dalam banyak pilihan. Segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan gerak yang kemudian membangkitkan energi lain dalam bentuk panas ataupun listrik, bisa masuk ke dalam keluarga energi ini. Juga segala sesuatu dapat menimbulkan panas yang berikutnya dapat diubah menjadi bentuk energi lain, entah gerak, entah listrik. Asalkan, sumber-sumber tenaga ini tersedia dalam keadaan yang senantiasa ada atau dapat diperbarui ketersediaannya.

Makanya, anggota keluarga energi terbarukan terbilang banyak. Seberoyot jika dirinci. sebut saja, matahari, angin, air (terjun), (gelombang) laut, biomassa (kayu, sampah, dll), biogas, dan terakhir tersebutlah bahan bakar nabati alias biofuel.

Bahan bakar nabati (biofuel) sebenarnya berarti segala bahan bakar yang bersumber dari nabati. Bisa minyak dari sesayur, bisa kayu bakar, bisa arang dari sekam padi, bisa briket dari ampas tebu, bisa apa saja.

Namun, kata bahan bakar nabati, akhirnya kena telikung. Bahan bakar yang secara harfiah berarti "benda yang digunakan untuk menimbulkan api atau panas" dan nabati yang berarti "berkenaan dengan tumbuh-tumbuhan" (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer), hanya diartikan pada dua jenis bahan bakar. Biodiesel dan Ethanol.

Kedua jenis bahan bakar ini berasal dari tumbuh-tumbuhan memang. Biodiesel berupa minyak dari tumbuhan. Sumbernya bisa buah kelapa sawit, biji jarak pagar, atau kacang-kacangan. Ethanol alias ethyl alcohol, adalah nama dari satu jenis alkohol. Ia bisa dibuat berbahan jagung.

Kata biofuel diperdebatkan. Bukan hanya oleh kalangan yang peduli lingkungan hidup maupun yang tidak. Perdebatan pun terjadi antar sesama penggiat lingkungan hidup; environmentalist versus environmentalist. Biofuel diidamkan mengurangi laju pengrusakan ozon, meredam pemanasan global, dan memperbaiki lingkungan hidup. Biofuel (yang hanya diartikan biodiesel dan ethanol) juga ditengarai tak bakal memperbaiki apapun dalam konteks lingkungan hidup. Biofuel hanya jadi pemanis kemasan dalam bisnis energi. Tidak mungkin menyelamatkan lingkungan dengan membabat hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan demi lahan perkebunan sawit.

Namun, kata ini telah terlanjur ditelikung.

 Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



 


ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815 ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815