19 Sep 2007

Ibu-Ibu Kembali Ke Biofuel




Harian Kompas, Senin (17 September 2007) silam, menurunkan berita salah satu kiat para ibu di Tanggerang dalam menyiasati kenaikan harga bahan pokok. Salah satunya adalah pada substitusi bahan bakar. Kelangkaan dan tingginya harga bahan bakar yang selama ini mereka pakai --minyak tanah--, membuat mereka berpaling ke jenis bahan bakar lain.

Di tengah suara-suara dari congor para pemimpin dan kaum penggiat lingkungan yang menyerukan "gunakan biofuel!", para ibu di Tanggerang menjatuhkan hatinya pada gerakan "kembali ke kayu bakar". Bukankah kayu bakar yang dalam sebutan kerennya dapat disebut "biomassa" adalah jenis bahan bakar nabati (biofuel)?

Selain itu, tentu bahan bakar --yang tak pernah dikenai subsidi pemerintah-- ini, harganya jelas lebih murah. Kompas menyebutkan salah seorang ibu hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 20.000,- untuk membeli segerobak kayu bakar. Disebut pula, sang ibu masih membeli 2 liter minyak tanah yang digunakan sebagai penyulut api.

Entah dari mana kayu-kayu bakar itu didatangkan. Bisa saja dari sisa proyek-proyek konstruksi. Kalau begitu, sudah betul pilihan para ibu Tanggerang. Pertama memilih biofuel, kedua menerapkan konsep daur-ulang. :-D

 Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



Tidak ada komentar:

 


ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815 ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815