17 Sep 2007

Biofuel: Kata Yang Kena Telikung




Sebagai benda, bahan bakar (fuel) dapat dipakai untuk membangkitkan panas. Sebagai kata, ia juga mampu melahirkan perdebatan panas.

Krisis bahan bakar minyak (BBM) yang mendera dunia, menimbulkan kenaikan harga sekaligus kelangkaan barang ini di mana-mana. Apalagi di Indonesia. Di negara yang kekayaan minyaknya sudah disembahkan pada perusahaan-perusahaan minyak asing.

Sederhananya, kondisi krisis selalu memicu manusia untuk berpikir lebih keras, lebih kreatif, lebih maju, dan lebih cepat. Krisis akhirnya berujung solusi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap "bahan bakar fosil" (minyak bumi, gas alam, dan batubara), semua berseru satu kata; Energi terbarukan!


Energi terbarukan (renewable energy) tersedia dalam banyak pilihan. Segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan gerak yang kemudian membangkitkan energi lain dalam bentuk panas ataupun listrik, bisa masuk ke dalam keluarga energi ini. Juga segala sesuatu dapat menimbulkan panas yang berikutnya dapat diubah menjadi bentuk energi lain, entah gerak, entah listrik. Asalkan, sumber-sumber tenaga ini tersedia dalam keadaan yang senantiasa ada atau dapat diperbarui ketersediaannya.

Makanya, anggota keluarga energi terbarukan terbilang banyak. Seberoyot jika dirinci. sebut saja, matahari, angin, air (terjun), (gelombang) laut, biomassa (kayu, sampah, dll), biogas, dan terakhir tersebutlah bahan bakar nabati alias biofuel.

Bahan bakar nabati (biofuel) sebenarnya berarti segala bahan bakar yang bersumber dari nabati. Bisa minyak dari sesayur, bisa kayu bakar, bisa arang dari sekam padi, bisa briket dari ampas tebu, bisa apa saja.

Namun, kata bahan bakar nabati, akhirnya kena telikung. Bahan bakar yang secara harfiah berarti "benda yang digunakan untuk menimbulkan api atau panas" dan nabati yang berarti "berkenaan dengan tumbuh-tumbuhan" (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer), hanya diartikan pada dua jenis bahan bakar. Biodiesel dan Ethanol.

Kedua jenis bahan bakar ini berasal dari tumbuh-tumbuhan memang. Biodiesel berupa minyak dari tumbuhan. Sumbernya bisa buah kelapa sawit, biji jarak pagar, atau kacang-kacangan. Ethanol alias ethyl alcohol, adalah nama dari satu jenis alkohol. Ia bisa dibuat berbahan jagung.

Kata biofuel diperdebatkan. Bukan hanya oleh kalangan yang peduli lingkungan hidup maupun yang tidak. Perdebatan pun terjadi antar sesama penggiat lingkungan hidup; environmentalist versus environmentalist. Biofuel diidamkan mengurangi laju pengrusakan ozon, meredam pemanasan global, dan memperbaiki lingkungan hidup. Biofuel (yang hanya diartikan biodiesel dan ethanol) juga ditengarai tak bakal memperbaiki apapun dalam konteks lingkungan hidup. Biofuel hanya jadi pemanis kemasan dalam bisnis energi. Tidak mungkin menyelamatkan lingkungan dengan membabat hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan demi lahan perkebunan sawit.

Namun, kata ini telah terlanjur ditelikung.

 Subscribe in a reader




AddThis Social Bookmark Button



Tidak ada komentar:

 


ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815 ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815