16 Jul 2007

Kebakaran Hutan Sumatera Asapi Negara Tetangga



by: Syam Asinar Radjam

Selamat datang musim kemarau! Di Indonesia, pergantian musim berarti pergantian jenis bencana.

Musim penghujan berarti banjir, tanah longsor, berikut bencana ikutannya seperti wabah disentri, gagal panen, dan lain sebagainya. Musim kemarau, sebaliknya. Bencana yang datang adalah kekeringan, kebakaran hutan dan lahan karhutla, dan yang paling diributkan dunia adalah bencana kabut asap.

Pulau penyumbang asap terbesar di Indonesia adalah Kalimantan dan Sumatera. Tak sulit melacak sejak kapan asap hasil kebakaran hutan mewabah di Indonesia. Sejak awal 1980-an. Setelah perkebunan skala besar dan Hutan Tanaman Industri diberikan 'ruang bermain' dan mengonversi hutan alam Indonesia.

Lewatkan dulu soal kebakaran hutan terjadi berulang-ulang, setiap tahun, setiap kali musim penghujan berganti kemarau. Yang pasti di Sumatera, katakanlah Sumatera Selatan saja, jumlah titik panas (hotspots) yang merupakan penanda telah terjadi karhutla, terus meningkat seiring waktu.

Harian Kompas (14 Juli 2007) menyebutkan, telah terpantau titik panas sepanjang bulan mei 2007. Bertambah menjadi 43 titik sepanjang bulan Juni. Jumlah hotspot pada bulan Juli, melesat menjadi lipat dua dibanding bulan Juni. Padahal bulan Juli baru berlangsung separuh waktu.

Karhutla tak hanya menghanguskan hutan dan mahluk hidup di dalamnya. Juga memengaruhi dimensi lain. Transportasi menjadi terhambat karena memendeknya jarak pandang. Penduduk setempat maupun warga negara terganggu terancam mengalami gangguan kesehatan. Terutama kesehatan pernapasan.

Maka wajar kalau negera-negara tetangga, macam Malaysia dan Singapura, memprotes Indonesia dalam penanganan karhutla.

Sudah sampai mana asap karhutla 'made in Indonesia'?



Asap Karhutla Indonesia berhembus sampai jauh. Malaysia sebagai negeri pelanggan asap Indonesia telah menerima dampaknya. Menurut SUARA PEMBARUAN DAILY (3 Juli 2007), asap karhutla dari Sumatera telah menurunkan kualitas udara di 5 negara bagian Malaysia, yaitu Selangor, Perak, Penang, Kedah, dan Perlis.

Surat Kabar Bangkok Post, sebagaimana dilansir oleh Koran Sinar Harapan (& Juli 2007) melaporkan asap karhutla dari Sumatera telah menyelimuti langit di bagian selatan Thailand. Provinsi yang terkena dampak asap paling parah adalah Songkhla dan Satun.

Akibatnya, banyak warga propinsi Songkhla mengalami gangguan pernapasan. Sementara itu, di propinsi Satun, asap telah mengakibatkan jarak pandang menjadi terbatas. Kurang lebih 3 kilometer.

Sementara, musim penghujan tampaknya masih lama akan tiba.

Tidak ada komentar:

 


ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815 ss_blog_claim=9a463614248158a1348a362306f08815